Kasus HIV di Bandung Tertinggi se-Jawa Barat, Ini penyebabnya
Kasus HIV AIDS tengah disorot media, termasuk di media sosial yang menyatakan tentang meningkatnya kasus penularan HIV AIDS.
Hingga Desember 2021, tercatat ada 414 mahasiswa terinfeksi HIV di Kota Bandung. Lalu, total ada 12.358 warga positif HIV AIDS dan 5.943 di antaranya adalah warga Kota Bandung.
jumlah 12.358 orang terinfeksi HIV merupakan jumlah orang yang terdiagnosis HIV dari dalam wilayah Kota Bandung dan luar wilayah Kota Bandung.
Berdasarkan data Dinkes Jabar, jumlah kasus HIV penduduk domisili Kota Bandung sejak tahun 1991 sampai 2021 itu sebanyak 5.843 kasus. dari angka tersebut, yang saat ditemukan statusnya masih menjadi mahasiswa, sejak tahun 1991 sampai 2021 atau selama 30 tahun, adalah sebanyak 407 kasus atau 6,97 persen dari total kumulatif kasus HIV pada penduduk domisili Kota Bandung.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pada periode Januari-Juni 2022, terdapat 3.744 kasus HIV positif di Jawa Barat.
Dari angka tersebut, yang mulai menjalani antiretroviral therapy atau ART mencapai 2.850 orang.
Daerah di Jabar dengan kasus HIV positif tertinggi secara berurutan adalah Kota Bandung (410 kasus), Kabupaten Bogor (365 kasus), Kota Bekasi (365 kasus), Kabupaten Indramayu (352 kasus), Kabupaten Bekasi (217 kasus), Kabupaten Bandung (212 kasus), Kota Bogor (192 kasus), dan Kabupaten Cirebon (173 kasus). Lebih tinggi, jumlah kasus HIV AIDS di Kota Bandung memang lebih tinggi dibanding daerah penyangga Jakarta seperti Kota/Kabupaten Bekasi dan Kota Bogor.
Karena sejak tahun 2004, ada rumah sakit rujukan HIV di Kota Bandung. Selain itu, di Kota Bandung banyak terdapat pendatang.
“Banyak pendatang karena untuk sekolah, bekerja. Mereka pun mengakses layanan kesehatan di Kota Bandung termasuk dalam pelaksanaan skrining HIV,”. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat
Selain itu, banyaknya kasus di Kota Bandung pun tak lepas dari output kegiatan Komisi Penanganan AIDS (KPA) yang menunjang program HIV di Jabar. Termasuk koordinator mitra LSM, dan pelopor berdirinya Warga Peduli Aids (WPA).
Di sisi lain, di balik gencarnya skrining, masih ada kemungkinan banyak penderita HIV yang tidak terdata. Bahkan sudah meninggal tanpa didiagnosis HIV AIDS.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi PDIP Memo Hermawan ikut khawatir melihat peningkatan kasus HIV ini, menurutnya pemahaman seks bebas yang dilakukan oleh banyak remaja ini perlu dibina oleh seluruh pihak. “ remaja – remaja ini kan banyak yang belum paham tentang bahaya HIV dari perilaku seks bebas, dan ini yang memang tanggung jawab bersama untuk membina aga seks bebas dapat dikurangi, sehingga resiko terkena HIV dapat diminimalisir”