Pabrik Garmen Di Rutan Solo Mendapat Pujian Menkumham
Terobosan Rumah Tahanan (rutan) Kelas I Surakarta untuk membangun pabrik garmen mendapat apresiasi dari Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna H Laoly.
Dalam operasinya, pihak Rutan menggandeng industri garmen PT Amura Pratama yang berada di Makassar untuk mempekerjakan para Napi maupun tahanan.
“Dengan pembangunan pabrik ini, kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan dapat berjalan dengan optimal,” terang Menkumham Yasonna, Senin (16/8).
Dikatakan, adanya pabrik garmen tersebut membuat warga binaan bisa memperoleh keterampilan yang menjadi bekal mereka untuk hidup dengan baik bersama masyarakat.
“Pembangunan pabrik garmen sebagai bentuk kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan untuk bekal apabila sudah kembali ke masyarakat,” tegas Yasonna.
Melalui pembinaan tersebut Yasonna berharap untuk warga binaan yang kembali ke masyarakat nantinya memiliki keterampilan untuk bekerja dan berusaha sehingga tidak melakukan tindak pidana lainnya.
“Saya berharap dengan adanya pabrik garmen ini dapat mendorong industri ekonomi kreatif kerakyatan untuk membantu perekonomian di tengah pandemi Covid-19,” tegasnya.
Sementara itu, Karutan Kelas I Solo, Urip Dharma Yoga menjelaskan operasional pabrik sudah mulai menjalankan orderan sejak bulan Juli 2021 yakni pesanan goody bag yang jumlahnya mencapai tiga ribu buah.
Pekerjaan goody bag, lanjut Karutan, dikerjakan 50 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sebelumnya dilatih para tenaga ahli dari Balai Diklat Indonesia (BDI) Yogyakarta untuk menjahit baju hingga siap pakai..
Sebelumnnya, puluhan WBP itu sudah dilatih oleh para tenaga ahli dari Balai Diklat Indonesia (BDI) Yogyakarta untuk menjahit baju hingga siap pakai. “Warga binaan yang memiliki kemampuan menjahit, tentunya akan menerima upah sehingga dapat meringankan ekonomi keluarganya yang berada di rumah,” katanya.